SALIRA TV JAKARTA – Pasca Revitalasi jalan pedeslestarian kawasan wisata taman Kota Tua di dua kelurahan yakni jalan Kalibesar Barat kelurahan Roa Malaka kecamatan Tambora dan jalan Lada Raya kelurahan Pinangsia wilayah Kota Jakarta Barat dimulai sejak era kepemimpinan Gubernur DKl Suryadi Sudirdja tahun 1994 dilanjutkan Gubernur Basuki Tjahyadi Purnama (Ahok) hingga Gubernur Anies Baswedan Oktober 2022.
Jakarta sebagai ibukota negara lndonesia kini kepadatan transportasi angkutan umum misalnya angkot busway, nampak keselamatan lalu lintas diabaikan oleh pihak Dishub maupun Sudin Perhubungan Kota Jakarta Barat. Seperti pantauan media Salira TV Jakarta, Senin (27/2/2023). Dari pantauan terlihat gundukan tanah dan aspal rusak sekitar halte busway Kaliber depan gedung Toko Merah (gTM) jalan Kalibesar Barat No.11 Roa Malaka Tambora. Sementara diarea perlintasan busway tersebut terparkir sejumlah kendaraan plat merah mobil patroli (WA.082110172816) KDO B 9454 PTB, B 9600 PTB, 7113 FPA. Bongkahan lubang tanah dan aspal ketika turun hujan seperti bak kubangan air pemandian hewan kerbau. “Semestinya anggota Satpol dan Tiga Pilar Pemda kelurahan Roa Malaka bersama pejabat Sudin Perhubungan Kota Jakarta Barat perhatikan keselamatan lalu lintas sekitarnya” jelas Astuti (27) penumpang busway dari halte Mangga Besar kelurahan Maphar yang turun di halte Kaliber Roa Malaka, lantaran batas akhir tujuan Kota hanya sampai Kalibesar Barat.
Tuty wanita kelahiran Bogor Jawa Barat ini, mengaku ketika naik busway terasa nyaman, sejuk dan aman dari aksi penodongan ulah preman melakukan tindak kriminalitas dalam angkot Pasar Baru-Kota Intan.
Ditempat terpisah, Iwan warga RW 06 Tambora Jakarta Barat, mengomentari dampak akibat hujan deras kendaraan jalur busway Blok M-Kota, “Hayam Wuruk banyak jalan yang berlobang sangat membahayakan keselamatan umum ataupun pribadi yang melintas sepanjang jalan tersebut” kata lwan ketika diminta komentar mengenai kerusakan jalan depan gedung Toko Merah.
Pengunjung lainnya di tempat wisata Kota Tua, Rizal Mustapa (27 th) warga Rangkasbitung Banten bersama istri Mayeni (24 th) dan buah hatinya Rafka (1,5 th) mengunjungi Jaguar area museum Fatahilla taman Kota Tua untuk bernostalgia saat masa berpacaran di tahun 2021, “Kondisi jalan busway sangat prihatin rusak dan digenangi air hujan seperti tempat kubangan hewan kerbau di kampungnya Rangkasbitung Lebak Banten” kata Mayeni saat di temui berada sekitar Kota Tua.
Dari keterangan pasangan suami istri ini, museum Fatahilla kota tua merupakan sarana pertemuan saat dirinya berpacaran sekitar tahun 2021, Mayeni mengaku kawasan kota tua kini lebih luas dan asri dengan ciri khas meriam si Jaguar merupakan peninggalan sejarah lndonesia masa kolonial Belanda.
Menurut Mayeni wanita kelahiran Kabupaten Kuningan Jawa Barat, “Saya mengagumin penataan yang begitu indah dan tetap memelihara ornamen gedung sejarah di masa lampau ” ujarnya ketika ditemui.
Catatan sejarah kota tua Plaza Stasiun Beos dibangun pada tahun 1926-1929 awalnya kota tua disekitarnya dinding benteng Batavia dibangun oleh Deandels sekitar tahun 1809 dan ditahun 2022 menjadi kawasan pedestarian, Jakarta kota kolaborasi.
Suranto OC