Rencana Ujicoba Salira TV Layar Portrait (Berdiri), Tetapi Tetap bisa digunakan untuk video Landscape (dengan memutar posisi Smartphone)
Bagaimana menurut kamu, jika Salira TV (siaran televisi internet 24 jam) menerapkan konsep layar portrait (berdiri), tidak landscape sebagaimana umumnya televisi konvensional?
Menerapkan konsep layar portrait (berdiri) untuk Salira TV, sebuah siaran televisi internet 24 jam, adalah langkah inovatif yang dapat memberikan beberapa keunggulan, terutama di era digital saat ini. Namun, ada juga tantangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah analisisnya:
Keuntungan Konsep Layar Portrait:
- Relevansi dengan Pengguna Mobile:
- Mayoritas pengguna internet saat ini mengakses konten melalui perangkat mobile. Format portrait lebih sesuai dengan cara orang memegang smartphone, sehingga memberikan pengalaman menonton yang lebih nyaman tanpa harus memutar perangkat.
- Mendukung Konten Vertikal:
- Platform seperti Instagram Reels, TikTok, dan YouTube Shorts telah membuktikan popularitas format vertikal. Salira TV bisa memanfaatkan tren ini dengan menyajikan konten yang serupa, menarik audiens yang lebih muda.
- Unik dan Inovatif:
- Format portrait dapat menjadi pembeda utama bagi Salira TV dari pesaing lain. Ini dapat membantu membangun identitas merek yang kuat dan menarik perhatian sebagai pelopor televisi internet dengan format vertikal.
- Optimal untuk Jenis Konten Tertentu:
- Format portrait sangat cocok untuk:
- Video podcast (dua orang berbicara berdampingan).
- Berita langsung (fokus pada pembicara atau reporter).
- Konten edukasi yang membutuhkan ruang vertikal untuk teks atau grafik tambahan.
- Format portrait sangat cocok untuk:
- Adaptasi Tren Konsumsi Konten:
- Generasi muda lebih sering menonton konten di platform seperti TikTok dan Instagram yang menggunakan format vertikal. Dengan mengikuti tren ini, Salira TV dapat menjangkau segmen audiens yang lebih luas.
Tantangan dan Kekurangan:
- Keterbatasan pada Konten Konvensional:
- Banyak konten yang diproduksi dalam format landscape (film, acara TV tradisional) mungkin tidak ideal untuk ditampilkan dalam format portrait. Potensi cropping atau distorsi bisa mengurangi kualitas pengalaman menonton.
- Penyesuaian Produksi Konten:
- Semua konten harus diproduksi atau diedit ulang agar sesuai dengan format vertikal. Ini membutuhkan investasi tambahan dalam peralatan, pelatihan, dan proses produksi.
- Adaptasi Penonton:
- Bagi sebagian penonton yang terbiasa dengan format landscape, transisi ke format portrait mungkin terasa aneh atau kurang nyaman untuk waktu yang lama.
- Keterbatasan Platform Lain:
- Jika Salira TV ingin memanfaatkan layar besar (TV atau desktop), format portrait mungkin kurang optimal, karena perangkat tersebut dirancang untuk konten landscape.
Strategi Implementasi:
- Mulai dengan Kombinasi Format:
- Tidak perlu sepenuhnya meninggalkan format landscape. Salira TV bisa mengadopsi pendekatan hybrid dengan membuat konten tertentu dalam format portrait (misalnya, berita atau podcast) dan konten lain tetap dalam format landscape.
- Sediakan Opsi Rotasi:
- Salira TV dapat mengembangkan aplikasi dengan fitur yang memungkinkan penonton memilih format sesuai preferensi mereka.
- Fokus pada Audiens Mobile:
- Prioritaskan promosi konten portrait untuk pengguna smartphone, tetapi tetap kompatibel untuk perangkat lain.
- Eksperimen dengan Konten Khusus:
- Ciptakan program-program eksklusif dengan konsep portrait, seperti wawancara jarak dekat, vlog, atau panduan singkat yang tidak memerlukan ruang horizontal.
Kesimpulan:
Konsep layar portrait untuk Salira TV adalah langkah yang berani dan relevan, terutama jika audiens utama adalah pengguna mobile yang akrab dengan format vertikal. Namun, penting untuk tetap fleksibel dan menyediakan opsi bagi berbagai perangkat serta preferensi pengguna. Dengan strategi yang tepat, ini bisa menjadi keunggulan kompetitif yang membantu Salira TV menonjol di pasar.