SALIRA TV JAWA BARAT – Keberanian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali mengundang perhatian publik. Di tengah gelombang ancaman pembunuhan yang dilayangkan melalui media sosial, Dedi tak sedikit pun menunjukkan tanda mundur. Sebaliknya, ia justru mengambil langkah berani dengan menyambangi kawasan-kawasan yang dikenal sebagai sarang premanisme, seperti di wilayah Depok, Jawa Barat.
Teror itu berawal dari komentar pada siaran langsung kanal YouTube resminya, Senin malam (21 April 2025), yang dituliskan oleh akun berjudul provokatif “Wowo dan Dedi Mulyadi sesat!”. Komentar tersebut berisi ancaman eksplisit berupa bom bunuh diri, penculikan terhadap anaknya, hingga rencana peledakan rumah pribadinya.
Namun, menghadapi tekanan ekstrem semacam itu, Dedi justru menunjukkan keteguhan hati. Dalam pernyataan yang disampaikan di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Rabu (23 April 2025), ia menyampaikan bahwa tugasnya sebagai pemimpin tak akan dihentikan oleh teror.
“Saya tetap melanjutkan kunjungan ke wilayah-wilayah rawan meski ada ancaman. Ini menunjukkan bahwa saya tidak tunduk pada intimidasi siapa pun,” tegasnya.
Menurut Dedi, pengalaman menerima tekanan dan ancaman bukanlah hal baru. Sejak masa kepemimpinannya sebagai Bupati Purwakarta, dirinya telah terbiasa dengan berbagai bentuk tekanan, termasuk ancaman fisik yang serius. Ia menilai bahwa risiko semacam ini adalah bagian dari konsekuensi atas keberaniannya menegakkan kebijakan publik yang tidak kompromi terhadap ketidakadilan dan kerusakan lingkungan.
“Langkah saya dalam menertibkan tambang ilegal dan memberantas premanisme mungkin tak disukai sebagian pihak. Namun demi kebaikan Jawa Barat, saya tidak akan menyimpang dari komitmen tersebut,” ujarnya penuh keyakinan.
Meski teror yang dihadapi begitu nyata, Dedi belum memastikan apakah akan membawa kasus ini ke ranah hukum. Ia mengaku masih mempertimbangkan aspek manfaat dan risiko dari tindakan hukum tersebut.
“Saya akan menilai terlebih dahulu, apakah pelaporan akan memberikan dampak yang konstruktif atau justru memperkeruh suasana. Semua akan dikaji secara matang,” jelasnya.
Yang menarik, meskipun ancaman meningkat, Dedi tetap menolak menambah pengawalan pribadi. Ia memilih untuk mengandalkan tim pengamanan yang telah menyertainya selama ini, disertai kepercayaan kepada masyarakat Jawa Barat.
“Saya percaya rakyat Jawa Barat adalah tameng sejati saya. Saya juga merasa aman dengan keberadaan ajudan dan tim dari Polda Jabar yang selalu siap siaga,” tutup Dedi.
Langkah tak kenal takut Dedi Mulyadi ini menjadi simbol konsistensi seorang pemimpin yang menempatkan rakyat dan ketertiban umum di atas segalanya, meski harus menghadapi risiko nyawa sekalipun.
Tim Mawar Salira TV