SALIRA TV | KABUPATEN TASIKMALAYA – Suasana Lapangan Al-Marwah di Komplek Pondok Pesantren Cipasung, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, pada Minggu, 9 November 2025, dipenuhi lautan manusia berseragam putih. Sekitar 3.000 kader Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Kabupaten Tasikmalaya hadir dalam Apel Akbar Kader NU yang berlangsung khidmat dan penuh semangat kebersamaan.
Kegiatan tersebut menjadi momentum penting bagi konsolidasi organisasi Islam terbesar di Indonesia, sekaligus mempertegas komitmen Nahdlatul Ulama dalam menjaga keutuhan bangsa serta merawat nilai-nilai keagamaan yang moderat dan berkeadaban.
Sinergi Ulama, Aparat, dan Masyarakat
Apel akbar ini turut dihadiri oleh jajaran aparat TNI dan Polri, serta tokoh ulama dan anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna). Dari barisan kehormatan tampak Serma Suryadi dari Koramil 1211/Singaparna, bersama unsur kepolisian dan tokoh masyarakat setempat yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut.
“Kami hadir untuk memastikan seluruh rangkaian berjalan aman dan tertib. TNI-Polri akan selalu mendukung kegiatan positif yang memperkuat nilai-nilai kebangsaan, terlebih yang digelar oleh Nahdlatul Ulama sebagai pilar penting bangsa,” ujar Serma Suryadi kepada Salira TV di sela acara.
Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya yang diwakili oleh salah satu ulama sepuh menuturkan bahwa apel kader ini merupakan ajang tafaqquh fiddin wa tafaqquh fil qiyadah — memperdalam ilmu agama sekaligus memperkuat kepemimpinan organisasi agar NU semakin solid dan bermanfaat bagi umat.
Cipasung, Titik Sentral Tradisi dan Sejarah
Pemilihan Pondok Pesantren Cipasung sebagai lokasi acara bukan tanpa alasan. Pesantren yang memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan Islam ini dikenal sebagai salah satu pusat kaderisasi ulama di Jawa Barat. Cipasung juga pernah mencatat sejarah penting sebagai tuan rumah Muktamar NU ke-29 tahun 1994, yang menjadi tonggak besar perjalanan organisasi.
Lapangan Al-Marwah yang luas tampak semarak oleh barisan peserta berpakaian putih, diiringi kibaran bendera Merah Putih dan bendera NU. Prosesi pengibaran, pembacaan ikrar setia, serta demonstrasi barisan berjalan dengan tertib dan penuh penghormatan terhadap nilai kebangsaan.
Komitmen NU untuk Umat dan Negara
Dalam amanat yang disampaikan para pimpinan NU, apel ini diharapkan menjadi wahana penguatan semangat khidmah dan tanggung jawab kader terhadap agama dan tanah air. Beberapa pesan utama yang ditekankan antara lain:
- Menangkal Radikalisme – Kader NU diimbau untuk terus menyebarkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang moderat, toleran, dan menolak kekerasan dalam bentuk apa pun.
- Meningkatkan Pengabdian Sosial – Melalui struktur MWC dan ranting, NU diharapkan semakin aktif dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan di tingkat desa.
- Memperkuat Soliditas Organisasi – Penguatan kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan menjadi prioritas agar perjuangan NU tetap berkelanjutan di masa depan.
Sorak semangat dari Fatayat NU dan Muslimat NU yang membawa bendera hijau-putih menambah suasana penuh energi. Acara kemudian diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa, memperteguh tekad ribuan kader untuk terus berjuang demi kemaslahatan umat dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kontributor/Wartawan: Heri Heryanto














