DARI REDAKSI
SALIRA TV MEMBUKA KERJA SAMA KONTRIBUTOR BERITA ADVERTORIAL – PELUANG MENJADI WARTAWAN FREELANCE “MEREKAM INDONESIA”. UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP, HUBUNGI WHATSAPP CENTER SALIRA TV DI 0838-9640-3437.

Kharisman Gea Tekankan Sinergi Bersama untuk Atasi Kelangkaan Gas Elpiji di Nias Utara

Salira TV — Merekam Indonesia

🇮🇩 Indonesia punya banyak cerita.
Dan di Salira TV, kami berkomitmen untuk terus Merekam Indonesia — menghadirkan suara masyarakat dari seluruh penjuru negeri.

🎥 Dukung semangat ini dengan berpartisipasi melalui Saweria.
📱 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami melalui WhatsApp 0838-9640-3437.

❤️ Dukungan Anda adalah tenaga bagi kami untuk terus menyuarakan kebenaran — dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.

SALIRA TV | KAB. NIAS UTARA – Kamis, 25 September 2025.
Kelangkaan serta fluktuasi harga gas elpiji yang dirasakan masyarakat Nias Utara belakangan ini menjadi perhatian serius berbagai pihak. Menyikapi hal tersebut, Ketua Light Independent Bersatu Team (LIBAS) Nias Utara, Kharisman Gea, menekankan pentingnya langkah terpadu antara pemerintah, aparat, dan masyarakat dalam mencari solusi berkelanjutan.

Dalam wawancara di ruang kerjanya, Kharisman mengapresiasi pelaksanaan operasi pasar elpiji di beberapa titik, seperti Tribun Nias Utara (Kecamatan Lotu) dan Pasar Simpang Empat (Kecamatan Namohalu Esiwa). Namun, menurutnya, upaya ini belum sepenuhnya menyentuh akar persoalan. “Distribusi gas subsidi seharusnya memang dipermudah. Sayangnya, fakta di lapangan masih menunjukkan banyak kendala, baik dari sisi keberlanjutan stok maupun keadilan distribusi,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menilai permasalahan elpiji tidak semata soal ketersediaan tabung, melainkan juga transparansi serta pengawasan. Kharisman menyampaikan adanya indikasi penyalahgunaan gas elpiji 3 kg, bahkan ada yang diduga masuk ke pasar gelap. Hal itu, menurutnya, membuat program subsidi tidak maksimal menyentuh warga kurang mampu. “Yang paling merasakan dampaknya tentu keluarga kecil dan masyarakat miskin yang mengandalkan gas ini sehari-hari,” jelasnya.

Untuk itu, ia mendorong keterlibatan semua unsur, mulai dari aparat, pemerintah, media, hingga organisasi masyarakat, agar turut hadir mengawasi distribusi secara langsung. “Pengawasan tidak boleh hanya di dokumen. Harus nyata di lapangan, supaya distribusi tepat sasaran,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kharisman menawarkan sejumlah strategi agar penyaluran gas lebih merata dan adil:

  1. Pelaksanaan terjadwal dan menyeluruh di desa dan kelurahan, sehingga tidak ada warga yang merasa terabaikan.
  2. Pembatasan pembelian maksimal dua tabung per keluarga untuk mencegah penimbunan maupun penyalahgunaan.
  3. Kontrol harga ketat agar tidak melampaui HET di tingkat pengecer.
  4. Penguatan kerja sama dengan pihak swasta, khususnya Pertamina Patra Niaga, agen resmi, dan pangkalan yang terpercaya.
  5. Monitoring serta evaluasi berkelanjutan terhadap stok, distribusi, hingga tindak lanjut atas laporan pelanggaran.

Ia menambahkan bahwa kesuksesan program tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan barang, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap keadilan dan transparansi kebijakan pemerintah.

Di akhir pernyataannya, Kharisman mengajak masyarakat ikut aktif mengawasi dan melaporkan bila menemukan praktik curang. “Masalah ini bukan hanya urusan pemerintah. Kalau semua pihak bersatu dan saling mengawasi, kelangkaan gas bisa kita atasi bersama,” tandasnya.

Dengan komitmen bersama, ia optimistis distribusi elpiji di Nias Utara akan berjalan lebih lancar, adil, dan mampu memenuhi kebutuhan pokok warga, sehingga kembali menciptakan rasa tenang di tengah masyarakat.

Reporter: Emurisi Harepa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!